A. Pengertian Model Pembelajaran
Model
Pembelajaran ialah suatu kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model pembelajaran
biasanya digunakan sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga dengan demikian
kegiatan/proses pembelajaran yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar
sekolah, benar-benar merupakan suatu kegiatan bertujuan yang tertata secara
sistematis. Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang bisa
dipergunakan dalam pengembangan kurikulum, merancang materi pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran. Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan
berbagai prinsip atau teori belajar atau pengetahuan. Joyce & Weil (1986)
mengemukakan model-model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang
dikelompokkam menjadi empat kelompok model. Model pembelajaran merupakan pola
umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Model pembelajaran itu dapat dijadikan pola pilihan, artinya
para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk
mencapai tujuan pembelajarannya.
B. Dasar Model Pembelajaran
Supaya model-model pembelajaran dapat dipahami secara
baik dan cermat, sehingga dapat diimplementasikan secara baik, maka diadakan
pengklasifikasian model pembelajaran secara umum. Upaya pengklasifikasian
secara umum dan pokok ini, didasarkan pada beberapa pertimbangan. Beberapa yang
menjadi dasar pertimbangan menurut Mulyani Sumantri ( 2001) diantaranya ialah
pengaturan pendidik dan peserta didik, struktur peristiwa pembelajaran, peranan
peserta didik dan pendidik, proses pengolahan pesan, tujuan pembelajaran.
Berikut penulis uraikan secara pokok dasar pertimbangan tersebut.
a. Pengaturan pendidik dan peserta didik
Apakah
pendidik yang menyampaikan dan mengorganisasi pembelajaran itu adalah guru
kelas atau guru bidang studi, apakah pendidik tersebut merupakan guru tim atau perorangan.
Apakah hubungan pendidik-peserta didik terjadi secara tatap muka atau dengan
perantara media. Apakah sistem belajarnya secara klasikal, kelompok atau
perorangan. Itu semuanya akan menentukan termasuk jenis kelompok model mana
suatu model pembelajaran atau bahkan dapat menentukan jenis model pembelajaran
yang mana yang akan dipergunakan atau dilaksanakan.
b. Struktur peristiwa pembelajaran
Struktur
peristiwa pembelajaran dapat terjadi secara tertutup dan/atau terbuka.
Peristiwa pembelajaran yang tertutup desainnya telah ditentukan dan digariskan
secara baku dan guru tidak mau menyimpang dari rencana. Sedangkan struktur
peristiwa pembelajaran yang bersifat terbuka, maka tujuan khususnya, materinya,
serta prosedur yang ditempuh untuk mencapainya ditentukan pada waktu kegiatan
pembelajaran berlangsung. Terbuka dan tertutupnya struktur pembelajaran akan
menentukan penggunaan suatu model pembelajaran.
c.
Peranan peserta didik
dan pendidik dalam mengolah pesan
Pesan
atau isi pembelajaran yang akan disampaikan dan/atau diterapkan pendidik kepada
peserta didiknya, dapat diolah secara tuntas oleh pendidik itu sendiri sebelum
pembelajaran atau akan dicari bersama-sama dengan peserta didik ketika
pembelajaran berlangsung. Pesan atau isi pembelajaran yang diolah tuntas oleh
pendidik bersifat ekspositorik, biasanya digunakan metode ceramah. Sedangkan
pesan atau isi pembelajaran yang dikompromikan dengan peserta didik disebut
pesan heuristik atau hipotetik yang biasanya digunakan metode discovery dan
inquiry.
d.
Proses pengolahan
pesan/isi pembelajaran
Proses
pengolahan pesan/isi pembelajaran, dapat bertolak dari contoh-contoh sampai
kepada kesimpulan, atau dapat pula bertolak dari gambaran umum yang kemudian
sampai kepada contoh-contoh. Pengolahan dari contoh yang bersifat
kongkrit kepada penemuan/kesimpulan atau bergerak dari cara berpikir khusus ke
umum, strategi pembelajaran ini dinamakan strategi pembelajaran dengan
induktif, atau dapat juga yang bersifat sebaliknya yakni deduktif.
e.
Tujuan-tujuan
pembelajaran
Tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, apakah bersifat intelektual strategi kognitif,
informasi verbal, keterampilan motorik, sikap dan nilai, atau gabungan dari
semuanya. Gambaran tujuan ini akan menentukan model pembelajaran apa yang
sesuai, serta menentukan juga berada pada kelompokmodel pembelajaran apa sebuah
model pembelajaran yang digunakan tersebut.
C. Model-model Pembelajaran
Dalam
rangka pengenalan dan pemanfaatan model pembelajaran ini, Bruce Joyce dan
Marsha Weil (1986) telah menyajikan berbagai model pembelajaran yang telah
dikembangkan oleh para pakar pendidikan. Walaupun judul bukunya adalah “Model
of Teaching” ternyata isi dari uraiannya secara pokok bukan semata-mata
membahas kegiatan pendidik mengajar, tetapi justru lebih menitikberatkan
pada ativitas pembelajaran terdidik. Sehingga penulis menyesuaikan istilahnya
menjadi model pembelajaran, hal ini agar arah proses aktivitas terlihat jelas
berfokus terhadap peserta didik sebagai peserta didik sesuai dengan arah
kebijakan pendidikan jaman sekarang.
D. Kelompok Model Personal (The Personal Family)
Model
pembelajaran kelompok personal ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu
berorientasi terhadap pengembangan diri individu. Serta dapat dikatakan bahwa
model ini juga beranjak dari pandangan kedirian atau “selfhood”
dari individu. Tokoh Humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R.Rogers, C.
Buhler dan Arthur Comb. Menurut teori ini guru harus berupaya menciptakan
kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar dan
mengembangkan dirinya baik emosional maupun intelektual. Proses pembelajaran
sengaja diupayakan untuk memungkinkan dapat memahami diri sendiri dengan baik,
memikul tanggung jawab untuk pembelajaran, dan lebih kreatif untuk mencapai
kualitas hidup yang lebih baik. Kelompok ini menekankan proses di mana individu
membentuk dan menata realitas keunikannya. Perhatian banyak diberikan kepada
kehidupan emosional. Melakukan pembelajaran ini lebih banyak memusatkan pada
upaya membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif
dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap,
sehinggamampu memperkayahubungan antara pribadi dan lebih mampu dalam
pemprosesan informasinya secara lebih efektif.
Model-model
penbelajaran yang tergolong dalam kelompok ini beserta tokohnya dapat dilihat
dalam tabel 2 berikut ini yang diadaptasi dari Moh. Surya (2004).
TABEL
2
KELOMPOK
MODEL PERSONAL
MODEL
|
TOKOH
|
TUJUAN
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
Model Pengajaran Non
Direktif
|
Carl Rogers
|
Memberi tekanan pada pembentukan kemampuan dalam
perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian
dan mengenai konsep diri.
|
Latihan Kesadaran
|
Fritz Perls
William Scuhtz
|
Meningkatkan kemampuan individu peserta didik untuk
mengeksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak menekankan pada perkembangan
kesadaran dan pemahaman antar pribadi.
|
Sinektik
|
William Gordon
|
Model ini menekankan pada perkembangan pribadi dalam
kreatifitas dan pemecahan masalah kreatif.
|
Sistem-sistem
Konseptual
|
David Hunt
|
Dirancang untuk meningkatkan kekomplekskan dan
keluwesan pribadi
|
Pertemuan Kelas
|
William Glasser
|
Model ini menekankan pada perkembangan pemahaman diri
dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kelompok sosial.
|
Daftar Pustaka
Joyce, B, dan Weil, M, 1986. Models of Teaching, New
Jersey, Prentie-Hall, Inc.
Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
Surya, M., (2004), Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Pustaka
Bani. Quraisy, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar