A. Langkah – langkah Operasional Diagnostik
Kesulitan Belajar Siswa
Untuk dapat memahami dimana
letak kesulitan belajar siswa maka terlebih dahulu seorang pendidik atau
konselor harus mengetahui langkah – langkah mendiagnostik kesulitan belajar
siswa tersebut. Berikut ini terdapat beberapa langkah operasional diagnostic
kesulitan belajar siswa.
1. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
Tahapan-tahapan
diagnosis (the level of diagnosis)
a. Who are the pupils having trouble?
b. Where are the errors located?
c. Why are the errors occur?
d. What remedies are suggested?
e. How can errors be prevented?
Teknik
dan instrument yang digunakan dalam diagnosis menurut Burton dalam Abin
(2003:310) adalah sebagai berikut:
o
General diagnosi, menggunakan tes baku untuk menemukan siswa yang mengalami
kelemahan tertentu.
o
Analysistic diagnostic,
menggunakan tes diagnostic untuk mengetahui letak kelemahannya.
o
Psychological diagnosis, teknik-teknik yag digunakan antara lain:
o
Observasi
o
Analisis karya tulis
o
Analisis proses dan
respon lisan
o
Analisis berbagai
catatan objektif
o
Wawancara
o
Pendekatan laboratories
dan klinis
o
Studi kasus
Langkah-langkah
diagnosis yang dilakukan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengetahui dan
memahami apa saja karakteristik dan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kesulitan-kesulitan.
Pada
dasarnya langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan diagnosis hampir sama
dengan layanan bimbingan belajar perbedaan pokoknya terlihat pada hasil akhir
bimbingan berupa perubahan pada diri siswa setelah dilakukan bimbingan
sedangkan pada diagnostik hasil akhirnya adalah pencapaian pada rekomendasi
untuk menentukan tindakan penyembuhan yang akan dilakukan.
2. Identifikasi Kasus Kesulitan Belajar
Terdapat beberapa tahapan
dalam mengidentifikasi kasus kesulitan belajar siswa yang harus dipahami.
1) Menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
2) Melokalisasikan dimana Letak Kesuliatan
3) Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
4) Mengambil Kesimpulan Dan Membuat Rekomendasi Pemecahannya
B.
Remedial Kesulitan
Belajar Siswa
Pengajaran remedial
merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola
layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis
dari usaha diagnostic kesulitan belajar mengajar.
Berikut ini terdapat
beberapa langkah pendeskripsian fungsi, tujuan/sasaran, dan kegiatan remedial
kesulitan belajar sebagai berikut.
1) Penelaahan kembali kasus
dengan permasalahannya
Langkah ini merupakan
tahapan paling fundamental dalam pengajaran remedial karena merupakan landasan
utama langkah–langkah kegiatan berikutnya. Sasaran pokok langkah ini ialah:
a. Diferennya gambaran yang
lebih definitive mengenai karakteristik kasus serta permasalahannya
b. Diperolehnya gambaran lebih
defintif mengenai fasibilitas alternative tindakan remedial yang
direkomendasikan
Berdasarkan hasil telaahan
diatas duharapkan terjawab pertanyaan berikut
a) Siapa kasus yang perlu
ditangani itu?
b) Seberapa jauh tingkat
kelemahaannya secara umum dipandang dari segi kriteria yang diharapkan?
c) Dimanakah letak
kelamahaannya dipanadang dari ruang lingkup dan urutan bidang yang
bersangkutan?
d) Pada tungkat dan kawasan
hasil belajar manakah kasus itu mengalami kelemahan dipandang dari
tujuan-tujuan pendidikan?
e) Faktor manakah merupakan
penyebab utama dipandang dari segi siswa yang bersangkutan?
f) Faktor manakah yang mungkin
menjadi penyebab utama dari kompnen instrumental input (sarana penunjang) PBM
yang bersangkutan?
g) Faktor manakah yang
terdapat dalam lingkungan yang diduga merupakan sumber utama kesulitan?
h) Apakah komponen output ikut
juga salah satu sebab kesulitan belajar?
i)
Apakah
perkiraan tentang kemungkinan penangannya cukup teliti dan beralasan?
j)
Apakah
alternatif yang direkomendasikan?
2) Menentukan alternative
pilihan tindakan
Langkah ini merupakan
lanjutan logis dari langkah pertama. Dari hasil penelaahan yang kita lakukan
pada langkah pertama itu akan diperoleh kesimpulan mengenai dua hal pokok,
yaitu :
a) Karakteristik khusus yang
akan ditangani secara umum, dapat dikategorikan pada salah satu dari tiga
kemungkinan dibawah ini :
·
Kasus
yang bersangkutan dapat disimpulkan disamping memiliki kesulitan dalam
menemukan dan mengembangkan pola/strategi/metode/teknik belajar yang lebih
sesuai, efektif dan efisien.
·
Kasus
yang bersangkutan dapat disimpulkan disamping memiliki kesulitan dalam
menemukan dan mengembangkan pola/strategi/metode/teknik belajar yang lebih
sesuai, efektif dan efisien itu, juga dihadapkan kepada hambatan–hambatan
ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis dalam penyesuaian dengan
dirinya dan lingkungannya.
·
Kasus
yang bersangkutan disimpulkan telah memiliki kecenderungan ke arah kemampuan menemukan
dan mengembangkan pola–pola strategi namun terhambat oleh ego-emosional,
potensial-fungsional, sosial-psikologis dan faktor instrumental-enviromental
lainnya.
b) Alternatif pemecahannya,
mungkin lebih strategis jika:
·
Langsung
kepada langkah keempat (pelaksanaan pengajaran remedial), misalnya kalau
kasusnya termasuk kategori yang pertama.
·
Harus
menempuh dahulu langkah ketiga (layanan BK/psikoterapi) sebelum lanjut ke
langkah ke 4 jika kasusnya termasuk kategori kedua atau ketiga.
·
Layanan
bimbingan dan konseling/psikoterapi
Langkah ini pada dasarnya
bersifat pilihan bersyarat ditinjau dari kerangka keseluruhan prosedur
pengajaran remedial. Sasaran pokok yang hendak dituju oleh layanan ini ialah
terciptanya kesehatan mental kasus, dalam arti ia terbatas dari hambatan dan
ketegangan batinnya untuk kemudian siap sedia kembali melakukan kegiatan
belajar secara wajar realistis.
Diantara sekian banyak
masalah kesulitan penyesuaian, yang masih dapat ditangani para guru pada
umunnya antara lain:
a. kasus kesulitan belajar
dengan latar belakang kurangnya motivasi dan minat belajar.
b. Kasus kesulitan belajar
yang berlatar belakang sikap negative terhadap guru, pelajaran dan situasi
belajar.
c. Kasus kesulitan belajar
dengan latar belakang kebiasaan belajar yang salah.
d. Kasus kesulitan belajar
dengan latar belakang ketidakserasian antara kondisi objektif keragaman
pribadinya dengan kondisi objektif instrumental input dan lingkungannya.
3) Melaksanakan pengajaran
remedial
Dengan terciptanya
prakondisi seperti yang telah dijelaskan diatas langkah keempat yang harus
dilaksanakan adalah pengajarab remedial. Sasaran pokok dari setiap pengajaran
remedial ini ialah tercapainya peningkatan prestasi atau kemampuan penyesuaian
diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
4) Mengadakan pengukuran
prestasi belajar kembali
Dengan selesainya dilakukan
pengajaran remedial maka dideteksi ada atau tidaknya perubahan pada diri kasus.
Oleh karena itu diadakan pengukuran kembali, hasilnya akan memberikan informasi
seberapa jauh atau seberapa besar perubahan telah terjadi, baik dalam arti
kuantitatif maupun kualitatif.
5) Mengadakan re-evaluasi dan
re-diagnostik
Pada akhirnya hasil
pengukuran harus ditafsirkan dan ditimbang kembali dengan mempergunakan cara
dan kriteria untuk kegiatan belajar. Hasil penafsiran dan pertimbangan ini akan
membawa tiga kemungkinan kesimpulan:
·
Kasus
menunjukan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian dirinya dengan
mencapai kriteria keberhasilan minimum seperti yang diharapkan.
·
Kasus
menunjukan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian dirinya namun masih
belum sepenuhnya memadai kriteria keberhasilan minimum yang diharapkan.
·
Kasus
belum menunjukan perubahan yang berarti, baik dalam segi prestasinya maupun
dalam kemampuan penyesuaian dirinya.
6) Remedial pengayaan dan atau
pengukuran (tambahan)
Seperti halnya langkah
ketiga, langkah ini pun bersifat pilihan yang kondisional. Ada atau tidaknya
kesempatan pada pihak guru dan siswa daya dukung fasilitas teknis, serta sarana
penunjang yang diperlukan. Sasaran pokok langkah ini ialah agar hasil remedial
itu lebih sempurna dengan diadakan pengayaan dan pengukuhan
C.
Ilustrasi Kasus
Langkah-Langkah Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar
1. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar
Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi
kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan
tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan
beberapa langkah penting sebagai berikut:
a. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah
bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian
yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa,
b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan
tertentu yang memerlukan perbaikan,
c. Menyusun program perbaikan, khususnya program
remedial teaching (pengajaran perbaikan).
Setelah langkah-langkah diatas selesai, barulah guru
melaksanakan langkah keempat, yakni melaksanakan program perbaikan.
a. Analisis Hasil Diagnosis
Data
dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar yang
perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus
yang dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.
Contoh: Badu mengalami kesulitan khusus dalam memahami konsep “jurnal
penyesuian ”. Jurnal penyesuaian ialah jurnal yang dibuat pada akhir periode
untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan
sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan. Pemahaman tentang beban gaji
yang masih harus dibayar misalnya, Badu masih kesulitan dalam menentukan
akun-akun terkait dan membuat jurnal untuk akun-akun yang bersangkutan.
b. Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah
Berdasarkan
hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan
tertentu dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang-bidang
kecakapan bermasalah ini dapat dikategorikan menjadi tiga macam.
1. Bidang kecakapan
bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri.
2. Bidang kecakapan
bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan orang tua.
3. Bidang kecakapan
bermasalah yang tidak dapat ditangani baik oleh guru maupun orang tua.
Bidang
kecakapan yang tidak dapat ditangani atau terlalu sulit untuk ditangani baik
oleh guru maupun orang tua dapat bersumber dari kasus kasus
tunagrahita (lemah mental) dan kecanduan narkotika. Termasuk dalam lingkungan
dua macam kasus yang bermasalah berat ini dipandang tidak berketerampilan
(unskilled people). Oleh karenanya, para siswa mengalami kedua
masalah kesulitan belajar yang berat tersebut tidak hanya memerlukan pendidikan
khusus, tetapi juga memerlukan perawatan khusus.
Kembali
kesoal Badu. Ternyata, dari hasil diagnosis diketahui bahwa ia belum
memilki kecakapan memahami konteks penyesuaian, khususnya beban dibayar
dimuka, pendapatan dibayar dimuka. Akibatnya,penyesuaian yang dibuat
harusnya beban dibayar dimuka disamakan dengan beban saja dll.
c.
Menyusun Program
Perbaikan
Dalam
hal menyusun program pengajaran perbaikan (remedial teaching), sebelumnya
guru perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan pengajaran
remedial
2. Meteri
pengajaran remedial
3. Metode pengajaran
remedial
4. Alokasi waktu
pengajaran remedial
5. Evaluasi kemajuan
siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial
Agar
lebih jelas, berikut ini penyusunan sajikan sebuah contoh program
pengajaran remedial yang sengaja dikaitkan dengan masalah yang dihadapi
oleh siswa bernama Badu seperti dimuka.
Contoh:
Program
Pengajaran Remedial
Nama siswa :Badu
Kelas
: 11 A2, SMA “XY” Bandung
- Jenis kesulitan: Badu dapat menentukan akun-akun terkait dengan penyesuaian gaji yang masih harus dibayar serta dapat membuat jurnal atas akun-akun tersebut
·
Tujuan Remedial :
a. Menentukan akun penyesuaian pada gaji yang masih harus
dibayar dan membuat jurnalnya
·
Materi Remedial :
a. Sebuah transaksi yang menunjukan adanya pengaruh terhadap
kas, yaitu transaksi yang bersifat mengurangi. Serta penerapan pada posisi
debit dan kreditnya.
b. Sebuah transaksi yang menunjukan adanya pengaruh terhadap
penambahan utang dan tidak memperngaruhi kas, serta posisi debit kredit dari
akun yang bersangkutan.
c. Dua buah transaksi yang disajikan untuk dinalisis, yang
pertama pembayaran dilakukan diawal dan pembayaran dilakukan diakhir.
·
Alokasi waktu remedial : 90 menit
·
Evaluasi remedial : Menggunakan instrumen tes isian untuk
menganalisis transaksi-transaksi tersebut dan menjurnalnya pada kolom-kolom
jurnal yang telah disediakan
d.
Melaksanakan Program
Perbaikan
Pada
prinsipnya, program pengajaran remedial itu lebih cepat dilaksanakan tentu
saja akan lebih baik.Tempat penyelenggaraannya bisa dimana saja, asal
tempat itu memungkinkan siswa memusatkan perhatiannya terhadap proses
pengajaran perbaikan tersebut. Namun patut dipertimbangkan oleh guru
pembimbing kemungkinan digunakannya ruang bimbingan dan penyuluhan
yang tersedia disekolah dalam rangka mendayagunakan ruang BP tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Makmun, A. S. (2003). Psikologi
Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah, M. (2010). Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/chapter_ii/07110240.pdf
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195903311986031-SUHERMAN/Bimbingan_Belajar.pdf
irdasyamsi.files.wordpress.com/2012/05/kesulitan-belajar.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar