Jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling (Layanan Dasar, Layanan Responsif, Layanan Perencanaan Individual, dan Dukungan Sistem)
Sekolah dan madrasah memiliki tanggung jawab yang besar
membantu siswa agar berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah dan madrasah
hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul dalam kegiatan belajar siswa. (Tohirin, 2009:12)
Selanjutnya Zainal Aqib, (2012:80) menjelaskan bahwa suatu
kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut
dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien), dan secara
langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang
dirasakan oleh sasaran layanan itu.
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai
wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan terhadap sasaran layanan yaitu
peserta didik. Masing-masing komponen layanan diperlukan strategi implementasi
program.
Depdiknas (2008:224-230) menguraikan strategi pelaksanaan
program untuk masing-masing layanan sebagai berikut:
1.
Pelayanan Dasar
a.
Bimibingan Klasikal
Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan
kontak langsung dengan para peserta didik di kelas.
b.
Pelayanan Orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan
peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan ligkungan baru,
terutama lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar
berperannya mereka di lingkungan baru tersebut.
c.
Pelayanan Informasi
Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun
tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti: buku, brosur,
leaflet, majalah, dan internet).
d.
Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta
didik melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d 10 orang atau 8 – 12 orang).
e.
Pelayanan Pengumpulan
Data (Aplikasi Instrumentasi)
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi
tentang pribadi peserta didik, dan ligkugan peserta didik. Pelayanan responsif
a.
Konseling Individual
dan Kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai
tugas-tugas perkembnagannya.
b.
Referal (Rujukan atau
Alih Tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan
konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater,
dokter, dan kepolisian.
c.
Kolaborasi dengan Guru
Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam
rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar,
kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik, dan
mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata
pelajaran.
d.
Kolaborasi dengan
Orang tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua
peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta
didik tidak hanya berlangsung di sekolah/ madrasah, tetapi juga oleh orang tua
di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan
informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam
upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin
dihadapi peserta didik.
e.
Kolaborasi dengan
pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah
Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah/madrasah untuk
menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan
peningkatan mutu pelayanan bimbingan.
f.
Konsultasi
Konselor melayani pelayanan konsultasi bagi guru, orang
tua, atau pihak pimpinan sekolah/madrasah yang terkait dengan upaya membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik,
menciptakan lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta
didik, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan
konseling.
g.
Bimbingan Teman Sebaya
(Peer Guidance/Peer Facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan
oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lainnya.
h.
Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permaslahan peserta didik
dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta
didik itu.
i.
Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan
tentang peserta didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya mengentaskan
masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya.
2.
Perencanaan individual
Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang
menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan
memiliki pemahaman, penerimaan, an pengarahan dirinya secara positif dan
konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui
pelayanan penempatan (penjurusan dan penyaluran), untuk membentuk peserta didik
menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial,
pendidikan dan karier yang diperolehnya untuk
(1) merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan
(alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang
berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya;
(2) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau
perencanaan yang telah ditetapkan, dan
(3) mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.
3.
Dukungan sistem
1)
Pengembangan Profesi
Konselor secara terus menerus berusaha untuk memperbaharui
pengetahuan dan keterampilannya melalui
(a) in-service training,
(b) aktif dalam organisasi profesi,
(c) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar
dan workshop (lokakarya), atau
(d) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi
(Pascasarjana).
2)
Manajemen Program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin
akan tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan
terarah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai
bagian terpadu dari seluruh program sekolah/madrasah dengan dukungan wajar
dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia (konselor), maupun sarana, dan
pembiayaan.
3)
Riset dan Pengembangan
Strategi: melakukan penelitian, mengikuti kegiatan profesi
dan mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi
profesi.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan Nasional. 2008. Penataan
Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur
Pendidikan Formal. Depdinas. Jakarta.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Zainal Aqib. 2012. Ikhtisar Bimbingan & Konseling di
Sekolah. Bandung. Penerbit Yrama Widya
How To Win Real Money Baccarat
BalasHapusBetfair is one of the top casinos in Ireland, and it's one of Ireland's febcasino top online betting 1xbet korean sites, offering a 100% welcome choegocasino bonus to new players.