Kamis, 12 Maret 2015

Teknik-Teknik Dasar Pemahaman Individu (Pendalaman Dari Pengumpulan Data: Aspek-Aspek Yang Perlu Dipahami Serta Teknik Pemahamannya)


Subjek sasaran bimbingan dan konseling adalah individu sebagai pribadi dengan karakteristiknya yang unik. Artinya tidak ada dua orang individu yang memiliki karekteristik yang sama. Atas dasar karakteristik pribadinya, guru pembimbing memberikan bantuan agar individu dapat berkembang optimal melalui proses pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan aktualisasi diri. Untuk itu seyogyanya Guru Pembimbing memahami pribadi setiap individu yang dibimbing sehingga dapat melakukan tugasnya membantu siswa ke arah perkembangan yang optimal. Untuk hal ini, maka menurut Moh Surya (1998: 4.1), Guru Pembimbing dituntut paling tidak memiliki dua kemampuan dan keterampilan yaitu : (1) Kemampuan dan keterampilan memahami individu yang dibimbing dan (2) Kemampuan dan keterampilan berupa teknik membantu individu. Dengan demikian teknik-teknik bimbingan dan konseling, mencakup teknik memahami individu dan teknik-teknik membantu individu.
1.      Pemahaman Individu.
Pemahaman individu adalah merupakan awal dari kegiatan bimbingan dan konseling. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu, sangat sulit bagi Guru Pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah bantuan dalam rangka pengembangan pribadi. Adapun hal-hal yang perlu dipahami dari seorang individu dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut:
1)      Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi keunikan pribadi.
2)      Kondisi jasmaniah dan kesehatan.
3)      Kapasitas (umum/Intligensi dan khusus/Bakau) dan kecakapan
4)      Sikap dan minat
5)      Watak dan tempramen.
6)      Cita-cita sekolah dan pekerjaan.Aktivitas social
7)      Hobi dan pengisian waktu Luang.
8)      Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki.
9)      Latar belakang

1.1.  Sumber Data Untuk Pemahaman Individu
Pemahaman individu siswa dapat dilakukan melalui beberapa sumber yaitu:
1)      Sumber pertama yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara, observasi ataupun teknik pengukuran.
2)      Sumber kedua, yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dsb.

1.2.  Teknik-Teknik Pemahaman individu.
Adapun teknik-teknik pemahaman individu dapat dikelompokkan menjadi teknik tes dan non tes. Teknik tes bisa membuat sendiri dan bisa pula mohon bantuan dari ahli lain yang kompeten untuk itu.
Teknik tes dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat dikelompokkan menjadi:
1)      tes intligensi,
2)      tes bakat,
3)      tes bakat,
4)      tes/Inventory minat,
5)      tes bakat dan
6)      tes prestasi belajar
sedangkan teknik non tes terdiri dari:
1)      observasi
2)      Catatan anekdot
3)      Daftar Cek (Check List).
4)      Skala Penilaian (rating Scale)
5)      Wawancara.
6)      Angket
7)      Biografi atau auto biografi
8)      Sosiometri
9)      Studi dokumentasi
10)  Studi kasus (case study)

2.      Teknik-Teknik Memberi Bantuan
Teknik memberi bantuan dibedakan menjadi dua yaitu teknik-teknik bimbingan dan teknik-teknik konseling.
2.1.  Teknik Bimbingan.
Bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu dalam rangka mencegah dan menghindari terjadi masalah dalam kehidupannya dapat menggunakan beberapa pendekatan, yaitu:
1)      Pendekatan individual, yaitu memberikan bimbingan secara individu sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya.
2)      Kelompok, yaitu melayani sejumlah peserta didik yang memiliki kebutuhan yang sama.
3)      Klasikal, yaitu melayani peserta didik secara klas tanpa adanya pemisahan.
4)      Dengan cara “alih tangan”, yaitu meminta bantuan pihak lain yang dipandang lebih competen. Alih tangan dapat berlangsung secara internal dan eksternal. Secara internal apabila alih tangan dilakukan pada lingkup area satu sekolah. Sedangkan eksternal apabila dialihkan pada pihak-pihak lain di luar sekolah, seperti psikoloog, dokter.
Dalam pelaksanaan bimbingan dapat menggunakan beberapa teknik, seperti : wawancara, dialog, diskusi kelompok, bimbingan kelompok, simulasi, bermain peran, demonstrasi, ceramah, karya wisata, mendatangkan nara sumber, studi pustaka dan sebagainya.
2.2.  Teknik-Teknik Konseling.
2.2.1.      Konseling Perorangan
1)      Pengertian
Konseling Perorangan adalah merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang bermasalah guna mengentaskan masalahnya, demi tercapainya tujuan dan kebahagian hidupnya. Konseling perorangan dilakukan dengan wawancara interpersonal antara Guru Pembimbing dengan siswa yang dibantu.
2)      Tahap-Tahapan Dalam Konseling Perorangan
1.      Tahap Awal:
Pada tahap ini dilakukan pembinaan hubungan baik dengan siswa yang dibantu. Kontak awal antara pembimbing dengan siterbimbing akan sangat mempengaruhi wawancara konseling. Pada tahap awal ini yang perlu dilakukan adalah:
a.       Penataan ruangan/fisik/mencari tempat yang kondusif
b.      Sambutan dan perhatian terhadap kehadiran klien
c.       Penjelasan maksud dan tujuan konseling
d.      Penjelasan peranan dan tanggung jawab masing-masing

2.      Tahap Kegiatan:
Pada tahap ini si pembimbing dengan beragam ketrampilan wawancara konselingnya berupaya untuk mendorong siswa ke arah pemahaman diri dan lingkungannya dalam kaitannya denga masalah yang sedang dihadapinya.
3.      Tahap Akhir,
Tujuan tahap ini adalah agar siterbantu mampu menciptakan tindakan dan merencanakan, melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan kesepakatan dan pemahaman selama proses wawancara konseling berlangsung. Pada tahap ini perlu pula digali kesan siswa/klien selama proses wawancara berlangsung.
3)      Teknik-Teknik Konseling Perorangan
Secara umum dalam wawancara konseling dikenal tiga teknik atau pendekatan khusus, yaitu:
a)      Direktif Konseling
Teknik ini dicetuskan oleh Edmond G. Williamson. Dengan teknik ini, proses konseling kebanyakan berada ditangan konselor. Dengan kata lain konselor lebih banyak mengambil inisiatif sedangkan klien tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor
Ciri-Ciri Direktif Konseling:
·         Sebagian besar tanggung jawab dan pengambilan keputusan ada di tangan konselor.
·         Konselor menyimpulkan berbagai data, informasi, fakta mengenai masalah klien
·         Konselor bersama klien mempelajari berbagai macam data dan informasi dalam rangka pengambilan keputusan.
·         Klien menerima keputusan langsung dari konselor
·         Klien melaksanakan keputusan dan menyempurbnakan keputusannya.
Williamson juga menyarankan langkah-langkah dalam konseling secara berturut-turut, yaitu: analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, treatment, follow-up.
b)      Non Direktif Konseling.
Teknik ini sering juga disebut “Client Centered counseling” yang memberikan gambaran bahwa yang menjadi pusat dalam konseling adalah klien. Dengan teknik ini aktivitas konseling sebagian besar ada ditangan klien. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Rogers.
Ciri-Ciri Non Directive Counseling:
·         Menekankan pada aktivitas dan tanggung jawab klien.
·         Menuntut konselor untuk mengadakan hubungan secara efektif dengan klien.
·         Masalah-masalah yang dipecahkan adalah masalah-masalah actual.
·         Penekanan konseling pada sikap menerima dan memahami.
·         Klien memecahkan masalahnya sendiri melalui perasaannya sendiri.

c)      Eclectic Counseling
Teknik ini dipelopori oleh F.P Robinson. Teknik ini pada prinsipnya menggunakan penggabungan antara direktif dan non direktif konseling. Konselor menggunakan kedua pendekatan secara melengkapi sesuai dengan situasi dan kondisi klien serta sifat masalah klien. Kondisi ini menuntut bahwa seorang konselor harus fleksibel dengan keahlian yang memadai dan pengalaman yang cukup Langkah-langkah konseling ini tidak dapat dirumuskan secara jelas karena dapat saja konselor menggunakan kedua pendekatan seperti di atas secara bergantian atau secara bersama-sama sekaligus sesuai dengan sifat masalah dan kondisi klien.
4)      Ragam Keterampilan Konseling :
a.       Memperhatikan (Atending), dapat diartikan sebagai ketrampilan konselor untuk menjadikan siswa terlibat dan terbuka dalam wawancara konseling. Ketrampilan ini mencakup: kontak mata, bahasa badan dan bahasa verbal. Ciri-ciri memperhatikan yang baik adalah : mengangguk bila setuju, wajah tenang, ceria, senyum, posisi tubuh condong ke depan kearah siswa yang dibantu, akrab penuh humor dan variasi, gerakan tangan sifatnya spontan dan tidak kaku, mendengarkan dengan aktif dan penuh perhatian, sabar menunggu ucapan siswa yang dibantu hingga selesai, menunggu bereaksi pada saat yang tepat, perhatian terarah pada siswa yang dibantu.
b.      Merasakan (Empati), adalah kemampuan pembimbing untuk merasakan apa yang dirasakan siswa yang dibantu, merasa dan berpikir bersama klien dan bukan berpikir dan merasa tentang klien.
c.       Memantulkan kembali (Refleksi), adalah memantilkan perasaan, pikiran dan pengalaman siswa sebagai hasil pengamatan pembimbing terhadap perilaku verbal dan non verbalnya.
d.      Menggali (Eksplorasi), adalah tekhnik untuk menggali perasaan, pikiran dan pengalaman siswa yang dibantu. Hal ini dilakukan karena pada umumnya klien menyimpan rahasia bathin, menutup diri atau tidak mampu mengungkapkan perasaan, pikiran dan pengalaman kehidupannya secara terbuka.
e.       Menangkap Pesan Utama, adalah sipembimbing agar mampu menangkap inti atau pokok permasalahan dari pernyataan-pernytaan siswa yang cukup panjang.
f.       Bertanya, dalam hal ini pembimbing dalam proses wawancara konseling sebaiknya bertanya dengan kata-kata yang mampu membuka diri siswa seperti : apakah…? bagaimanakah…, adakah…,dapatkah…, dsbnya. Hindarkan penggunaan kata Tanya yang sifatnya menyelidiki, seperti : mengapa, untuk apa…
g.      Dorongan Minimal, adalah suatu ketrampilan pengulangan langsung dengan singkat tentang apa yang dikatakan siswa dan selanjutnya untuk diberikan komentar singkat, seperti : oh…ya….,terus…,lalu…,dan…selanjutnya…
h.      Mengulas (Interpretasi) adalah ketrampilan pembimbing untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan mrujuk pada teori dan pengalaman.
i.        Mengarahkan (directing), adalah ketrampilan untuk memotivasi klien untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
j.        Menyimpulkan, adalah ketrampilan pembimbing pada saat yang tepat untuk bersama sama dengan klien menyimpulkan setahap demi setahap tentang pembicaraan yang telah di lakukan dan alternative jalan keluar yang akan dilakukan oleh siswa sehubungan dengan pembahasan yang sedang berlangsung.

5)      Langkah-Langkah Konseling:
a.       Analisa: Pengumpulan data, fakta dan informasi tentang diri klien
b.      Sintesa: Merangkum dan menyusun data untuk memperoleh ganbaran diri siswa
c.       Diagnosa : Perumusan kesimpulan sementara tentang hakekat atau sebab yang dihadapi
d.      Prognosa: Ramalan tentang hasil yang dicapai dalam proses konseling
e.       Treatment: Proses konseling
f.       Tindak lanjut/Follow up:mengevaluasi hasil konseling yang telah dilakukan dan mengambil langkah selanjutnya

6)      Percatatan Konseling
Proses layanan konseling hendaknya dicatat dengan baik dalam satu buku dan ditempatkan pada tempat yang cukup rahasia. Adapun hal-hal yang perlu dicatat seperti:
a.       Nomor konseling
b.      Nama klien/kelas
c.       Masalah yang dikonsultasikan
d.      Hasil proses konseling
e.       Catatan-catatan penting untuk diingat/ditindaklanjuti
f.       Petugas yang menangani.

2.2.2.      Konseling Kelompok

1)      Pengertian:
Layanan Konseling kelompok adalah layanan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan membahas dan mengentaskan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Masalah yang dibahas adalah masalah masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
2)      Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyelenggaraan Konseling Kelompok

a.       Membina keakraban dalam kelompok
b.      Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok
c.       Bersama-sama mencapai tujuan kelompok
d.      Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok
e.       ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok
f.       Berkomunikasi secara bebas dan terbuka
g.      Membantu anggota lain dalam kelompok
h.      memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok
i.        Menyadari pentingnya kegiatan kelompok

3)      Tahap-Tahap Penyelenggaran Konseling Kelompok
a.       Tahap Pembentukan:
a)      Mengungkap pengenalan dan tujuan kegiatan
b)      Menjelaskan cara pelaksanaan
c)      Menjelaskan Azas-azas kegiatan
d)     Saling memperkenalkan dan mengungkap diri
e)      Teknik Khusus
f)       Permainan pengakraban
b.      Tahap Peralihan:
a)      Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya
b)      Membahas suasana yang terjadi
c)      Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota
c.       Tahap Kegiatan:
a)      Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah
b)      Menetapkan masalah atau topic yang akan dibahas
c)      Anggota kelompok membahas masing-masing topic secara mendalam dan tuntas
d)     Kegiatan selingan
d.      Tahap Pengakhiran :
a)      Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri
b)      Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil kegiatan
c)      Membahas kegiatan lanjutan
d)     mengemukakan pesan dan harapan

Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Layanan Konseling Perorangan, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Jakarta, 1998
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Layanan Bimbingan Kelompok dan Layanan Konseling Kelompok, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Jakarta, 1998
Departemen Pendidikan Nasional.2004. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah.
Sukardi.D. Ketut. 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Surabaya. Usaha Nasional.
Surya,H.M. 1998. Buku Materi Pokok Bimbingan dan Konseling. Yakarta. Universitas Terbuka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar